Selasa, 15 Februari 2011

askep gagal ginjal kronik


Pengertian gagal ginjal Kronik

Gagal Ginjal Kronik (CRF) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) ( KMB, Vol 2 hal 1448).

Etiologi

Penyebab gagak ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat dibagi dalam 2 kelompok :
1. Penyakit parenkim ginjal
Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik, Tbc ginjal
Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal, Poliarteritis nodasa, Sclerosis sistemik progresif, Gout, Dm
2. Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat,Batu saluran kemih, Refluks ureter,
Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan
Infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk
Obstruksi saluran kemih
Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lama
Scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal

Patofisiologi

2 pendekatan teoritis yang biasanya diajukan untuk menjelaskan gangguan fungsi ginjal pada Gagal ginjal Kronis:
1. Sudut pandang tradisional
Mengatakan bahwa semua unit nefron telah terserang penyakit namun dalam stadium yang berbeda-beda, dan bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi –fungsi tertentu dapat saja benar-benar rusak atau berubah strukturnya, misalnya lesi organic pada medulla akan merusak susunan anatomic dari lengkung henle.
2. Pendekatan Hipotesis Bricker atau hipotesis nefron yang utuh
Berpendapat bahwa bila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur, namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja normal. Uremia akan timbul bila jumlah nefron yang sudah sedemikian berkurang sehingga keseimbangan cairan dan elektrolit tidak dapat dipertahankan lagi.
Adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Sisa nefron yang ada mengalami hipertrofi dalam usahanya untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal, terjadi peningkatan percepatan filtrasi, beban solute dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron yang terdapat dalam ginjal turun dibawab normal.
Mekanisme adaptasi ini cukup berhasil dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang rendah.
Namun akhirnya kalau 75 % massa nefron telah hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban solute bagi tiap nefron sedemikian tinggi sehingga keseimbangan glomerolus-tubulus tidak dapat lagi dipertahankan. Fleksibilitas baik pada proses ekskresi maupun konsentrasi solute dan air menjadi berkurang.

Perjalanan klinis

Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 atadium
Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % – 75 %). Tahap inilah yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini belum merasasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan test GFR yang teliti.
Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjaL menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat daloam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat obatan yang bersifat menggnggu faal ginjal. Bila langkah langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjaL menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat daloam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat obatan yang bersifat menggnggu faal ginjal. Bila langkah langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutama menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter / hari. Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5 % – 25 % . faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan darah, tekanan darah akan naik, , aktifitas penderita mulai terganggu.
Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10 %)
Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan diman tak dapat melakukan tugas sehari hair sebaimana mestinya. Gejal gejal yang timbul antara lain mual, munta, nafsu makan berkurang., sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadum akhir timbul pada sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml / menit atau kurang.
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh. Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/ hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula mula menyerang tubulus ginjal,
kompleks menyerang tubulus gijal, kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan menggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.

Manifestasi klinis
Gangguan pernafasan
Udema
Hipertensi
Anoreksia, nausea, vomitus
Ulserasi lambung
Stomatitis
Proteinuria
Hematuria
Letargi, apatis, penuruna konsentrasi
Anemia
Perdarahan
Turgor kulit jelek, gatak gatal pada kulit
Distrofi renal
Hiperkalemia
Asidosis metabolic

Test diagnostik

1. Urine :
Volume
Warna
Sedimen
Berat jenis
Kreatinin
Protein
2. Darah :
Bun / kreatinin
Hitung darah lengkap
Sel darah merah
Natrium serum
Kalium
Magnesium fosfat
Protein
Osmolaritas serum
3. Pielografi intravena
Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
Pielografi retrograd
Dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversibel
Arteriogram ginjal
Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, massa.
4. Sistouretrogram berkemih
Menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalam ureter, retensi.
5. Ultrasono ginjal
Menunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
6. Biopsi ginjal
Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis
7. Endoskopi ginjal nefroskopi
Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal ; keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif
8. EKG
Mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda tanda perikarditis.

Penatalaksanaan

1. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan membantu penyembuhan luka.
2. Penanganan hiperkalemia
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum ( nilai kalium > 5.5 mEq/L ; SI : 5.5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Pningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema.
3. Mempertahankan keseimbangan cairan
Penatalaksanaan keseimbanagan cairan didasarkan pada berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantia cairan.

CONTOH KESIMPULAN PENGKAJIAN
Nama klien Hj. H
Umur 85 tahun.
Masuk RS Tgl 30 April 2005 dengan keluhan Tidak bisa buang air kecil dan sakit pinggang sebelah kanan.. Keluhan ini berlangsung 3 hari dirumah.  2 hari lalu klien menggunakan
±Awalnya klien tidak bisa buang air besar  dulcolax suppositoria selama 2 hari berturut-turut dan klien bisa BAB.
Sehari kemudian klien susah kencing, walau mengejan air kencing tidak bisa keluar, lalu keluarga membawanya ke Rumah Sakit. Sesampai di Rumah Sakit dipasang Kateter dan air kencing lancer keluar keluar berwarna agak merah kemudian yang keluar berwarna agak coklat seperti air teh.
Saat pengkajian klien telah dirawat selama 3 hari data focus yang diperoleh:
Keadaan umum klien agak lemah, tungkai bawah lemas,tidak bertenaga, kulit keriput tidak elastis. odema pretibial. Tonus otot kurang. selalu berbaring ditempat tidur, ativitas sehari, hari dibantu oleh anaknya, terpasang kateter urine warna coklat seperti air teh, kain pengalas basah dan berbau.
TD 160/ 90 mmHg. Nadi 82 x/ menit, suhu Badan 36,2O C, sclera tampak pucat, secret mata ( + ). Mulut/ napas berbau amonia, bicara lirih kadang kurang jelas,
Hasil pemeriksaan Laboratorium
Tgl; 2/5 2005
Ureum : 202,32
Kreatinin : 3, 93
SGOT : 19
SGPT : 30
WBC l
m: 5,5 x 103 /
RBC : 3,90
HGB : 10,7
HCT : 32,5%
GDS : 161
Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG:
Ginjal : Tampak kedua ginjal mengecil dengan echodifferensiasi tidak jelas ( ginjal kanan 5,9 x 3,1 cm; ginjal kiri 5,8 x 2,5 cm ).
Kesan : PNC bilateral.
TERAPI MEDIS
Obat – obatan :
IVFD NaCl 0,9 % 20 tts/ menit
Allopurinol 300mg 1-0-0
Zonidip 10mg 0-0-1
Fibrat 300mg 0-0-1
Inj. Neurosanbe 1 amp/ hari/ drips
Berdasarkan pengkajian , diagnosa keperawatan yang didapat :
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, retensi cairan dan natrium.
2. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Perubahan membrane mukosa oral berhubungan dengan iritasi kimia.
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan aktivitas, gangguan status metabolic.

Rencana tindakan :
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, retensi cairan dan natrium.
1. Kaji status cairan :
Timbang berat badan harian
Keseimbangan masukan dan haluaran
Turgor kulit dan adanya oedema
Tekanan darah, denyut dan irama nadi.
2. Batasi masukan cairan
3. Identifikasi sumber potensial cairan
Medikasi dan cairan yang digunakan untuk pengobatan, oral dan intra vena.
Makanan
4. Jelaskan rasional pembatasan cairan
5. Bantu klien dalam mengatasi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan.
6. Tingkatkan dan dorong hygiene oral.
2. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tentukan kemampuan klien untuk berpartyisipasi dalam aktifitas perawatan diri. ( skala 0 – 4 ).
Berikan bantuan dengan aktifitas yang diperlukan
Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan ADL klien ditempat tidur.
Bantu keluarga dalam perawatan diri klien ditempat tidur.
Anjurkan keluarga untuk menganti alas bokong jika basah.
Bantu dan motivasi keluarga untuk menjaga kebersihan tubuh klien,
3. Perubahan membrane mukosa oral berhubungan dengan iritasi kimia.
1. Inspeksi rongga mulut perhatikan kelembapan, karakter saliva, adanya inflamasi, ulserasi.
2. Berikan cairan sepanjang 24 jam dalam batas yang ditentukan.
3. Berikan perawatan mulut sering.
4. Anjurkan hygiene mulut setelah makan dan menjelang tidur.
5. Anjurkan klien untuk menghindari pencuci mulut lemon/ bahan yang mengandung alcohol.
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan aktivitas, gangguan status metabolic.
1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, kelembapan kulit, vaskuler.
2. Ubah posisi dengan sering, gerakan klien dengan perlahan, beri bantalan kain yang lembut pada tonjolan tulang.
3. Pertahankan linen kering bebas dari keriput.
4. Pertahankan kuku tetap pendek.


LP askep Inpartu


LAPORAN PENDAHULUAN
“INPARTU “

1) Konsep Dasar
1. Pengertian
a) Persalinan adalah serangkaian kegiatan yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari ibu (Nurbayani 2006).
b) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Nurbayani 2006 ).
c) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dari urin yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan/tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Bagus, Ida 1998.
2. Jenis-jenis persalinan
a) Persalinan Spontan
bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan tenaga ibu sendiri
b) Persalinan Buatan
bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c) Persalinan anjuran
Bila kekukatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. ( Bagus, Ida. 1998 )
3. proses terjadinya persalinan
ada dua hormone yang dominan saat hamil :
1. Estrogen
• Meningkatkan sensitifitas otot rahim
• Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan desitosin, rangsangan prostaglanin, rangsangan mekanis
2. Progesterone
• Menurunkan sensitifitas otot rahim
• Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglanin, rangsangan mekanis.
• Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi. ( bagus, Ida. 1998)

4. Faktor esensial persalinan
ada lima factor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran :
a) Passager (Janin, palsenta dan tali pusar)
b) Passage way (Jalan lahir)
c) Power (kekuatan mendorong janin)
d) Posisi ibu
e) Pshychologic respon (respon psikologis)
(bobak, lowdernik, zensen. 2004)
5. Tahap persalinan
Proses persalinan normal yang berlangsung sangat spontan terdiri dari :
1. Kemajuan teratur kontraksi uterus
2. Penipisan dan dilatasi serviks yang progresif
3. Kemajuan penurunan bagian persentase
ada 4 tahap persalinan yang dikenal :
a) Tahap pertama
tahap pertama dalam persalinan dibagi dalam tiga bagian :

1. Fase laten
selama fase laten effacement lebih banyak mengalami kemajuan dari pada penurunan janin.
2. Fase aktif
3. Fase transisi
selama fase aktif dan transisi dilatasi serviks da penururnan bagian persentasi berlangsung lebih cepat.
b) Tahap kedua
Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin lahir. Friedman (1978) memberi batas lengkap atas statistik untuk tahap pertama dan tahap kedua persalinan :
Nultipara Multipara
Tahap Pertama
Fase laten 20 jam 14 jam
Fase aktif 1,2 cm/jam 1,5 cm/jam
Tahap Kedua 2 jam 1,5 jam
c) Tahap ketiga
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Plasenta biasanya lepas setelah tiga atau empat kontraksi uterus yang kuat yakni setelah bayi lahir. Plasenta harus dilahirkan pada kontraksi uterus berikutnya. Namun kelahiran plasenta setelah 40 – 60 menit masih dianggap normal.
d) Tahap ke empat
Tahap ke empat persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira 2 jam setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostatis berlangsung dengan baik.
(babak. Lowder milk. Jensen. 2004)
6. mekanisme persalinan
mekanisme persalinan terdiri dari :
• Engagement
Proses masuknya kepala janin melalui PAP dalamkeadaan :
a. Sinklitismus : jika sutura segitalis sejajar denagn transveksa PAP, tepat diantara simpisis publis dan promontorium, 05 parietal depan dan belakang sama rendahnya
b. Ansyklitismus : jika sutura segitalis agak kebelakang mendekati promotorium, agak kedepan mendekati simfisis
c. Ansyklitisme anterior : jika sutura sagitalis mendekati promotorium, 05 parietal depan lebih rendah dari 05 parietale belakang
d. Ansyklitisme posterior : jika sutura sagitalis mendekati simfisis pubis, 05 parietal belakang lebih rendah dari 05 parietale depan
• penurunan
adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul
• fleksi
segera setelah kepaal yang turun tertahan oleh serviks,dinding panggul, dalam keadaan normal fleksi trejadi dan dagu di dekatkan kea rah dada janin.
• Eksetensi
Saat kepala janian mencapai perineum, kepala janin akan defleksi kearah anterior oleh perineum.
• Putaran paksi luar (resusitasi)
Stelah kepala bayi lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama denagn bahu.
• Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan fleksi lateral kea rah simpisis pubis. Ketika seluruh tubuh keluar, persalinan bayi selesai. ( Nurbayani 2006 )
7. Gambaran Perjalanan Persalinan Secara Klinis
I. Tanda persalinan sudah dekat
a) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada Primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP yang disebabkan :
• kontraksi braxton hicks
• ketegangan dinding perut
• ketegangan ligamentum vofundum
• gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil
• tenaga ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang.
• Dibagian bawah terasa sesak
• Terjadi kesulitan saat berjalan
• Sering miksi
b) Terjadinya his permulaan
Sifat his permulaan
• Rasa nyeri ringan dibagian bawah
• Datangnya tidak teratur
• Tidak ada perugtan pada serviks atau pembawa tanda
• Durasinya pendek
• Tidak bertambah bila beraktivitas
II. tanda persalinan
1. terjadinya his persalinan, mempunyai sifat :
 pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
Ø
 sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
Ø
 mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Ø
 makin beraktivitas (jalan) kekuatan
Ø makin bertambah
2. pengeluaran lendir dan darah
 pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis serviaklis lepas.
Ø
 Terjadi pendarahan
Ø karena kapiler pembuluh darah merah.
3. pengeluaran cairan
pada beberapa kasus tadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap., dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
III. pembagian tahap persalinan
1. kala I
kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Lamanya kala I untuk primigravida 12 jam sedang multigravida 8 jam.
2. kala II
atau kala pengeluaran janin
3. kala III (pelepasan uri)
lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah ini :
 uterus menjadi bundar
Ø
 uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
Ø
 tali pusar bertambah panjang
Ø
 terjadi perdarahan.
Ø
4. kala IV ( observasi )
observasi yang dilakukan :
 tingkat kesadaran penderita
Ø
 pemeriksaan TTV : TD, N, dan pernafasan
Ø
 kontraksi uterus
Ø
 terjadinya pendarahan
Ø
pendarahan dianggap masih normal jika jumlahnya melebihi 400 – 500 cc.
IV. pimpinan persalinan
1. kala I
 melakukan pemeriksaan
Ø TD, N, suhu dan pernafasan berkala 2 – 3 jam
 pemeriksaan DJJ setiap ½ sampai 1 jam.
Ø
 Memperhatikan keadaan kandung kemih agar selalu kosong
Ø
 Parturien
Ø tidak diperkenankan megejan.
2. kala II
pimpinan kala II merupakan tugas terberat karena :
 setiap saat dapat terjadi bahaya terhadap ibu dan janin.
Ø
 Diperlukan kemampuan melakukan pimpinan persalinan dengan jalan mengkoordinasikan kekuatan his dan mengejan.
Ø
 Menanamkan kekuatan moril
Ø kepada parturien sehingga dapat menyaksikan tugas melahirkan bayi dengan selamat.
 Melakukan observasi agar diketahui bahaya yang mengancam.
Ø
 Kesiapan mengambil tindakan pertolongan darurat yang tepat.
Ø
3. kala III
 Pengawasan terhadap pendarahan
Ø
 Memperhatikan benda plasenta lepas.
Ø
 Melakukan pertolongan pengeluaran plasenta.
Ø
4. kala IV ( observasi )
 kesadaran penderita
Ø
 pemeriksaan :
Ø
Ø TD, nadi pernafasan dan suhu
 kontraksi rahim
Ø
 pendarahan yang mungkin terjadi, luka episiotomi
Ø
 bayi yang telah lahir dibersihkan diletakkan disamping ibunya agar dapat memulai pemberian ASI
Ø
 observasi selama 2 jam dengan interval tiap jam ( bagus, Ida. 1998 )
Ø

B. KONSEP KEPERAWATAN
KALA I
a) PERSALINAN : TAHAP I FASE LATEN
PENGKAJIAN DASAR DATA KLIEN
INTEGRITAS EGO
 Dapat cemas / senang
Ø
Nyeri/ketidaknyamanan
 Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi, keparahan
Ø
 Kontraksi ringan masing-masing 5 – 30 menit, berakhir 19 – 30 detik
Ø
Keamanan
 Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus
Ø
Seksualitas
 Membran mungkin tidak pecah
Ø
 Serviks dilatasi dari 0 – 4 cm
Ø

DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA I
1. Ansietas, Resiko Tinggi Terhadap
 Factor resiko dapat meliputi : krisis situasi,transmisi intrepersonal
Ø
 Kemungkinan dibuktikan : (tidak dapat diterapkan, gejala dan tanda menentukan diagnosa )
Ø
 Hasil yang diharapkan klien : - melaporkan ansietas
Ø
pada tingkat dapat diatasi
- tampak rileks sesuai persalinan

INTERVENSI
a. Berikan perawatan primer/dukungan professional intrapartum kontinu sesuai indikasi
R/ kontinuitas perawat dan pengkajian dapat U stress.
b. Kaji tingkat dan penyebab ansietas.
R/ ansietas memperberat persepsi nyeri, mempengaruhi teknik koping.
c. Pantau (TD) dan nadi sesuai indikasi.
R/ stress mengaktifkan system adrenokortikal hipofisis – hipotalamik, yang meningkatkan refensi dan resorpsi natrium dan air.
d. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut
R/ stress, rasa takut dan ansietas mempunyai efek yang dalam pada proses persalinan.
e. Tingkatkan privasi dan penghargaan terhadap kesopanan.
R/ orang pendukung MGK tidak diinginkan ada saat klien diperiksa
2. Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Kemajuan Persalinan.
 Dapat berhubungan dengan : kurang pemajanan/kesalahan interpretasi informasi
Ø
 Kemungkinan dibuktikan : pernyataan salah konsep
Ø
 Hasil yang diharapkan : berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
Ø

INTERVENSI
a. Kaji persiapan, tingkat pengetahuan klien
R/ membantu menentukan kebutuhan akan informasi
b. Berikan informasi tentang prosedur dan kemajuan persainan normal
R/ pendidikan antepartul dapat memudahkan persalinan dan proses kelahiran.
c. Diskusikan pilihan untuk perawatan selama proses persalinan/kelahiran
R/ perlu untuk klien dalam berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.
3. kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap
 factor resiko dapat meliputi : peningkatan kehilangan
Ø
(misalnya, pernapasan mulut) kemungkinan dibuktikan : tidak diterapkan tanda dan gejala
 hasil yang diharapkan : mengungkapkan kesadaran tentang
Ø
kemampuan sendiri.

INTERVENSI
a. Catat usia klien dan adanya pasangan
R/ koping negative dapat mengakibatkan peningkatan ansietas dimana kasus – kasus memerlukan obat - obatan
b. dukung klien /pasangan selama kontraksi dengan menguatkan tehnik pernapasan dan relaksasi
R/ menurunkan ansietas dan memberikan distraksi, dapat memblok persepsi impuls
c. buat hubungan dan perilaku menerima tanpa menghakimi.
R/ memudahkan kerja sama; memberikan kesempatan pada klien untuk meninggalkan pengalaman perasaan positif
d. diskusikan jenis analgesic regional/sistematik atau anestesi
R/ membantu klien membuat pilihan persetujuan tentang metode untuk menghilangkan nyeri.
e. Diskusikan pemberian sedative seperti sekobarbital
R/ barbitural dapat diberikan selama persalinan
b) PERSALINAN : TAHAP I FASE AKTIF
PENGKAJIAN DASAR DATA KLIEN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Dapat Menunjukan Bukti Kelelahan
INTEGRITAS EGO
Dapat tampak lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan.
Nyeri/Ketidak Nyamanan
Kontraksi sedang, terjadi setiap 2,5 – 5 mm dan berakhir 30 – 45 dtk
Kemanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat pada posisi verteks.


Seksualitas
Dilatasi serviks dari kira-kira 4 sampai 8 cm (1,5 cm/jam multipara, 1,2 cm/jam nulipara). Perdarahan dalam jumlah sedang.
Janin janin turun + 1- +2 cm dibawah tulang iskial.
 Diagnosa keperawatan : Nyeri (AKUT)
v
Dapat berhubungan dengan : dilatasi jaringan/hipoksia, tekanan pada jaringan sekitar stimulasi ujung saraf parasimpatis dan simpatis
Kemungkinan dibuktikan oleh : pengungkapan, perilaku distraksi (gelisah), tegangan otot.
Hasil yang diharapkan : mengidentifikasi/ menggunakan teknik untuk mengontrol nyeri/ketidak nyamanan.
Klien akan : melaporkan ketidak nyamanan minimal.
INTERVENSI
a. Kaji derajat ketidaknyamanan melalui isyarat verbal dan non verbal; perhatikan pengaruh budaya pada respons nyeri.
R/ tindakan dan reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman masa lalu, memahami perubahan psikologis, dan latar belakang budaya.
b. Bantu dalam penggunaan teknik pernapasan/relaksasi yang tepat dan pada massage abdomen
R/ dapat memblok impuls nyeri dalam korteks serebial melalui respons kondisi dan stimulasi ikutan.
c. Bantu tindakan kenyamanan (misalnya, gosokan punggung kaki, tekanan sacral, istirahat punggung, perawatan perineal, dan pertukaran linen).
R/ meningkatkan relaksasi dan hygiene; meningkatkan perasaan sejahtera.
d. Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1 – 2 jam. Parpasi di atas simfisis pubis untuk menentukan distensi, khususnya setelah blok saraf.
R/ mempertahankan kandungan kemih bebas distensi, yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan mengakibatkan kemungkinan trauma. Mempengaruhi penurunan janin dan memperlambat persalinan.
e. Berikan informasi tentang ketersediaan analgesia respons/efek samping biasanya (klien dan janin). Dan durasi efek analgesic pada lampu atau situasi penyerta.
R/ memungkinkan klien membuat pilihan persetujuan tentang cara pengontrolan nyeri.
 Diagnosa keperawatan : eliminasi urin, perubahan
v
Dapat berhubungan dengan : perubahan masukan, perpindahan cairan, perubahan hormonal, kompresi mekanik kandungan kemih, efek –efek anesthesia regional,
Kemungkinan dibuktikan oleh : perubahan jumlah/frekuensi berkemih, dorongan berkemih retensi, urin, perlambatan kemajuan persalinan.
Hasil yang diharapkan : mengosongkan kandung kemih dengan
tepat. Klien akan : bebas dari cedera kandung kemih.
INTERVENSI
a. Palpasi di atas simfisis pubis
R/ mendeteksi adanya urin dalam kandung kemih dan derajat kepenuhan
b. Catat dan bandingkan masukan keluaran, catat jumlah, warna konsentrasi dan berat jenis urin.
R/ keluaran harus kira-kira sama dengan masukan.
c. Anjurkan upaya berkemih yang sering, sedikitnya setiap 1 – 2 jam.
R/ tekanan dari bagian presentasi pada kandung kemih sering menurunkan sensasi dan mengganggu pengosongan komplet.
d. Posisi klien tegak, alirkan air dari kran, cucurkan air hangat di atas perineum atau biarkan klien menipu melalui sedotan.

hack pengguna netcut


Netcut - Semua orang sudah keringatan dan manyun di sebuah hostspot wifi umum gratisan akibat koneksi yang putus tiba tiba, tapi anda melihat satu orang yang masih segar bugar dengan wajah yang tak bergelimang berdosa. Maka si kawan itu wajib dicurgai apakah dia sedang memakai netcut untuk mencuri kuota internet anda/ usil dengan user lainnya.

Sekilas cara kerja netcut:
  1. NetCut menjadikan laptop/komputernya sebagai gateway. Jadi dia bebas mengatur siapa yang masuk, dan siapa yang perlu ditendang keluar.
  2. Bekerja berdasarkan ARP (Address Resolution Protocol) Spoofing.
    Jadi dia mengelabuhi mac adress komputer satu Dengan IP adress Komputer lain.
    Misal, komputer A mau komunikasi ke B. Tapi, tiba2 si C mengangu komunikasi. Karena sebelumnya si C sudah sukses melakukan penyusupan di bagian ARP.
    Jadi si C bisa suka aja mau diapain tuh data yang sudah di copet. Mau di putus, di sambung semua terserah padanya.
  3. Software netcut ini paling popular di kalangan pengguna internet wifi gratisan.
  4. Software ini buat sakit hati.

Cara menggunakan Netcut:
  1. Penggunaan netcut sangat mudah dan simpel.
  2. Download netcut > install di komputer > Jalankan softwarenya
  3. Tinggal pilih IP/Hostname/Mac Address client yang ingin diputuskan koneksinya dan mengklik cut off.
  4. User tersebut akan langsung terputus koneksinya dari server sampai anda membebaskannya atau dengan mengklik Resume atau dia mengganti IP address nya sendiri.
Cara atasi netcut:
  1. Kalau kawan merasa sudah diusili seseorang, pertama ganti saja dulu IP adress nya untuk menghindar, kalau boleh ubah kedekat dengan ip server atau gateway untuk mengelabuhinya. Kalau dia tetap mengulah. Telepon semua pasukan geng anda. :)
  2. Cek ARP untuk mengetahui apakah ada orang yang memakai netcut.
    Start menu > run > ketik "cmd" atau command prompt > ketik lagi "arp -a" untuk melihat IP router. Kalau ada lebih dari satu ip router, pertimbangkan niat ber online. Atau lapor saja ke admin tentang hal ini.
    Lebih gampang: kawan bisa install program Anti ARP(sayang masih trial version, belum ketemu keygennya) dan jalankan sebelum online. Biar lebih aman.
  3. Hidden komputer dari LAN pake XP antispy
  4. Bisa juga memakai program seperti "Anti Netcut", namun saya belum yakin apakah akan bekerja.
  5. Kerjai balik si Pembuat ulah.
Banjiri laptopnya dengan ping yang bejibun dan terus menerus. Biar cepat hang sekalian terutama jika RAM nya rendah. Amin.. start menu > run > ketik "cmd" >> ketik lagi "ping google.com -t"
  1. Lihat muka yang paling tidak berdosa ketika anda baru saja kehilangan koneksi. Razia laptop/ komputernya. Kalau ketahuan, pertimbangkan langkah 1 diatas.
  2. Yang teraman memang, jangan menggunakan software netcut ini untuk mengusili orang, apalagi misalnya korban sedang serius mengerjakan tugas penting. Kasian. Kalau buat sebatas bercanda mungkin boleh sesekali.